Ceritawayang Mahabarata diawali dengan pertemuan antara Sakuntala dan Raja Duswanta. Raja Duswanta merupakan Raja besar dari Chandrawangsa dari yayati. Raja Duswanta menikahi Sakuntala atas perintah dari pertapaan Bagwan Kanwa, dan kemudian membentuk pusat pemerintahan yang dinamakan Hastinapura.
Namunakibat Aji Adityaredhaya yang dimiliki oleh Dewi Kunti, pasangan tersebut dapat memiliki keturunan. Kelahiran Bima (Werkudara) Pada saat lahirnya, Werkudara berwujud bungkus. Tubuhnya diselubungi oleh selaput tipis yang tidak dapat disobek oleh senjata apapun. Hal ini membuat pasangan Dewi Kunthi dan Pandu sangat sedih.
Vay Nhanh Fast Money. Bagi Anda penggemar sinetron serial Mahabarata di layar kaca, tentu tak mau ketinggalan untuk menonton episode demi episode. Serial yang ditayangkan setiap hari ini konon relatif seru. Ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul WIB tayang ulang di setiap Minggu mulai pukul WIB. Di sini Si Momot sekadar pengin menuliskan sinopsis sinetron Mahabarata untuk lebih memudahkan penggemar mengikuti jalan ceritanya. Info penting Ini lho tempat tinggal Shaheer Sheikh di Jakarta Bagian Kedua Dua belas tahun lamanya Pandawa mengembara di hutan-hutan, mendatangi berbagai pertapaan, menemukan kejadian-kejadian ajaib, dan penderitaan yang amat sangat. Setelah 12 tahun mengalami pengasingan, pada tahun ke-13 Pandawa menyamar sebagai pegawai pada istana raja Wirata. Mereka menyamar sebagai juru masak, kusir kereta, penyanyi, dan penari. Selama penyamaran dan bekerja pada raja Wirata, mereka berhasil menyelamatkan Wirata dari serangan kaum Kurawa tanpa dikenali siapa mereka yang sesungguhnya. Setahun setelah menyamar sebagai pekerja di istana Wirata, barulah mereka menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya. Atas jasa-jasa Pandawa dan untuk mempererat persaudaraan, maka Abimanyu, putera Arjuna dikawinkan dengan Utari, puteri Wirata. Baru setelah itu Pandawa mempersiapkan diri untuk mengambil hak-haknya kembali dari kaum Kurawa. Kurawa mengetahui kalau Pandawa hendak meminta kembali keajaannya, maka mereka berusaha mencari sekutu jika meletus perang dengan Pandawa nanti. Pada saat perang saudara hampir meletus, kedua belah pihak mencari Kreshna, masing-masing hendak meminta bantuan. Sementara Kresna masih terus berusaha mencegah dan menghindari terjadinya perang saudara itu. Namun usahanya sia-sia. Pihak Kurawa dan Pandawa masing-masing bersikeras pada pendiriannya. com Akhirnya Kresna memberikan dua pilihan kepada Kurawa dan Pandawa. Pilihan pertama adalah Kresna, dan pilihan kedua prajurit Kresna lengkap dengan persenjataannya. Kurawa yang mendapat kesempatan pertama langsung memilih seluruh pasukan Kreshna beserta persenjataannya. Pandawa pun tak punya pilihan lain kecuali memilih Kresna seorang. Menurut Kurawa yang berpikiran serakah, apalah artinya seorang Kresna jika dibandingkan dengan puluhan ribu pasukan yang dimilikinya. Namun, sebaliknya Pandawa justru merasa bersyukur karena Kresna berada di tengah para Pandawa. Di dalam perang nanti dibutuhkan ahli siasat dan komando yang cerdik. Orang itu tidak lain adalah Kresna. Baratayuda segera dimulai. Perang selama 18 hari berlangsung tanpa dapat dicegah lagi. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan hingga habislah seluruh keluarga Kurawa, kecuali tiga orang prajurit dan satu di antaranya adalah Aswatama, putera Resi Drona. Pada malam hari, ketiga orang prajurit itu membunuh semua orang kecuali lima orang Pandawa, Drupadi, dan Kreshna. Kaum ibu menangis, meratapi kepergian putera dan suami mereka yang gugur di medan perang. Perang memang kejam. Apalagi perang tersebut terjadi antara saudara sendiri. Hal tersebut dirasakan benar oleh lima pandawa yang tetap hidup. Mereka segera melakukan aswameda atau upacara peleburan dosa karena telah berperang dengan saudara sendiri. Kuda tunggangan mereka dibunuh kemudian dibakar. Asapnya diisap, maka dosa perang telah dihapuskan. Mahabarata diakhiri dengan masuknya Yudhistira ke dalam surga. Ia tiba lebih dulu di sana dan melihat adik-adiknya dan Karna berada di neraka. Yudhistira tidak mau tinggal di surga seorang diri sementara saudara-saudaranya berada di neraka, maka ia berkeinginan keras untuk tinggal di neraka. Para dewa pun datang untuk meredakan keinginan Yudhistira dengan mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki dosa ringan harus mengalami tinggal di neraka sebelum masuk ke dalam surga. Namun Yudistira tetap menolak. Demikianlah sinopsis secara garis besar dari epos Mahabarata. Baratayuda akhirnya mengakhiri perseteruan antara Pandawa dan Kurawa. Perselisihan memang selesai, namun biayanya sangat mahal; kerajaan hancur dan banyaknya prajurit yang gugur, termasuk Kurawa dan Pandawa. Selanjutnya, SiMomot akan menuliskan episode dalam Mahabarata yang kisahnya tidak akan lekang oleh zaman. Bersambung Post Views 912
Sedang kebingungan mencari cerita Mahabarata? Di Indonesia, kisah pewayangan yang banyak dikenal orang adalah cerita Mahabarata ini, selain cerita Ramayana. Dari kedua cerita pewayangan tersebut, berkembanglah berbagai cerita atau biasa disebut sebagai lakon. Mirip dengan dunia teater ya…. Hehe…, kalau diperhatikan memang wayang mirip dengan teater, bedanya, kalau teater setiap karakter dimainkan oleh satu orang, sedangkan wayang semua karakter dalam cerita atau lakon tersebut dimainkan oleh satu orang saja. Yaitu sang dalang. Cerita Mahabarata adalah kisah atau wiracarita sastra Hindu Klasik. Ceritanya sendiri, sesuai dengan namanya, berputar pada cerita keluarga Bharata. Rentang waktu sebagai latarnya berlangsung antara masa 400 tahun sebelum dan sesudah Masehi. Pengarangnya adalah Wiyasa atau biasa ditulis dengan huruf V Viyasa. Dari sisi penulisan, epos Mahabarata ini terdiri dari seloka. Satu seloka terdiri dari dua baris, dan setiap barisnya terdiri dari 16 suku kata. Keseluruhan cerita Mahabarata itu terbagi menjadi 18 jilid / parwa. Itulah sebabnya cerita Mahabarata juga disebut sebagai Asta Dasa Purwa. Asta=hasta=delapan, dasa=sepuluh, parwa=jilid. Kalau keliru, mohon kritik dan sarannya ya… Meski berasal dari India, cerita Mahabarata ini sangat terkenal di Indonesia, khususnya pada suku Jawa, sehingga, bisa dikatakan bahwa kisah cerita hidup para tokoh karakter dari cerita Mahabarata, khususnya Pandawa menjadi semacam patokan dari baik tidaknya karakter seseorang. Pada tahun 1000 Masehi, pada jaman pemerintahan Darmawangsa, epos Mahabarata ini mulai disadur ke dalam bahasa Jawa. Dan pada abad ke-15, epos ini kemudian disadur ke dalam bahasa Melayu dan ditulis menggunakan huruf Jawi Kawi. Bagian-bagian cerita yang sempat disadur ke dalam bahasa Melayu ketika itu meliputi Hikayat Pandawa Lima Hikayat Perang Pandawa Jaya Hikayat Sang Boma Hikayat Langlang Buana Cerita Mahabarata secara singkat sinopsisSilsilah Pandawa dan Kurawa versi India sumber silsilah-mahabarataSilsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa Cerita Mahabarata secara singkat sinopsis Secara garis besar, cerita Mahabarata bercerita mengenai kehidupan Prabu Santanu atau Sentanu Çantanu. Dia adalah seorang raja keturunan keluarga Kuru yang menjadi raja kerajaan Barata. Dia mempunyai permaisuri bernama Dewi Gangga, dan berputra Bisma. Isi epos Mahabarata secara garis besar mengisahkan kehidupan Santanu Çantanu seorang raja yang perkasa keturunan keluarga Kuru dan bertakhta di kerajaan Barata. Bersama permaisurinya Dewi Gangga, mereka dikaruniai seorang putra bernama Bisma. Pada suatu hari Çantanu jatuh cinta pada seorang anak raja nelayan bernama Setyawati. Namun ayahanda Setyawati hanya mau memberikan putrinya jika Çantanu kelak mau menobatkan anaknya dari Setyawati sebagai putra mahkota pewaris takhta dan bukannya Bisma. Karena syarat yang berat ini Çantanu terus bersedih. Melihat hal ini, Bisma yang tahu mengapa ayahnya demikian, merelakan haknya atas takhta di Barata diserahkan kepada putra yang kelak lahir dari Setyawati. Bahkan Bisma berjanji tidak akan menuntut itu kapan pun dan berjanji tidak akan menikah agar kelak tidak mendapat anak untuk mewarisi takhta Çantanu. Perkawinan Çantanu dan Setyawati melahirkan dua orang putra masing-masing Citranggada dan Wicitrawirya. Namun kedua putra ini meninggal dalam pertempuran tanpa meninggalkan keturunan. Karena takut punahnya keturunan raja, Setyawati memohon kepada Bisma agar menikah dengan dua mantan menantunya yang ditinggal mati oleh Wicitrawirya, masing-masing Ambika dan Ambalika. Namun permintaan ini ditolak Bisma mengingat sumpahnya untuk tidak menikah. Akhirnya Setyawati meminta kepada Wiyasa, anaknya dari perkawinan yang lain, untuk menikah dengan Ambika dan Ambalika. Perkawinan dengan Ambika melahirkan Destarasta dan dengan Ambalika melahirkan Pandu. Destarasta lalu menikah dengan Gandari dan melahirkan seratus orang anak, sedangkan Pandu menikahi Kunti dan Madrim tapi tidak mendapat anak. Nanti ketika Kunti dan Madrim kawin dengan dewa-dewa, Kunti melahirkan 3 orang anak masing dengan dewa Darma lahirlah Yudistira, dengan dewa Bayu lahir Werkodara atau Bima dan dengan dewa Surya lahirlah Arjuna. Sedangkan Madrim yang menikah dengan dewa kembar Aҫwin, lahir anak kembar bernama Nakula dan Sadewa. Pusing ya…, sama… hehe… Selanjutnya, keturunan-keturuan itu dibagi dua yakni keturunan Destarasta disebut Kaum Kurawa sedangkan keturunan Pandu disebut kaum Pandawa. Sebenarnya Destarasta berhak mewarisi takhta ayahnya, tapi karena ia buta sejak lahir, maka takhta itu kemudian diberikan kepada Pandu. Hal ini pada kemudian hari menjadi sumber bencana antara kaum Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta sampai berlarut-larut, hingga akhirnya pecah perang dahsyat yang disebut Baratayuda yang berarti peperangan memperebutkan kerajaan Barata. Peperangan diawali dengan aksi judi dimana kaum Pandawa kalah. Kekalahan ini menyebabkan mereka harus mengembara di hutan belantara selama dua belas tahun. Setelah itu, pada tahun ke-13 sesuai perjanjian dengan Kurawa, para Pandawa harus menyembunyikan diri di tempat tertentu. Namun para Pandawa memutuskan untuk bersembunyi di istana raja Matsyapati. Pada tahun berikutnya, para Pandawa keluar dari persembunyian dan memperlihatkan diri di muka umum lalu menuntut hak mereka kepada Kurawa. Namun tuntutan mereka tidak dipenuhi Kurawa hingga terjadi perang 18 hari yang menyebabkan lenyapnya kaum Kurawa. Dengan demikian, kaum Pandawa dengan leluasa mengambil alih kekuasaan di Barata. Sumber kisah mahabarata Silsilah Kurawa dan Pandawa di atas adalah menurut versi Indonesia. Dalam versi India, para Pandawa bukanlah keturunan para dewa, Pandawa merupakan keturunan dari raja Nahusta, seorang raja di India. Silsilah Pandawa dan Kurawa versi India sumber silsilah-mahabarata Menurut Mahabharat versi India, susunan silsilah itu disusun sebagai berikut, raja pertama yang memerintah India ialah Prabu Nahusta sebagai pendiri negara Hastina yang menurunkan raja-raja yaitu Prabu Nahusta, Prabu Yayati, Prabu Kuru, Prabu Dusanta, Prabu Barata, Prabu Hasti, Prabu Puru, Prabu Pratipa, Prabu Santanu hingga sampai Pandawa dan Kurawa. Prabu Yadawa menurunkan raja-raja yang memerintah Mathura, seperti Basudewa, Baladewa, Kresna dan lain-lainya. Prabu Puru yang menurunkan raja-raja yang memerintah negara Hastina, seperti Sentanu, Abiyasa, Pandu, Duryudana, Parikesit. Prabu Kuru berputra Prabu Dusanta yang menikah dengan Dewi Sakuntala dan berputra Prabu Barata yang namanya dipakai gelar/julukan para Pandawa, sedangkan nama Prabu Kuru dipakai gelar para Kurawa. Silsilah Mahabharata versi Pustaka Raja Purwa Dimulai dari Batara Guru yang menikah dengan Dewi Uma, berputra empat orang di antaranya Dewa Brahma dan Dewa Wisnu. Batara Brahma menikah dengan Dewi Raraswati berputrakan sebelas orang, di antaranya Batara Brahmanaraja yang menikah dengan Dewi Widati dan berputra Batara Parikenan. Sedangkan Batara Wisnu berputrakan Prabu Basurata yang menikah dengan putri Batara Brahma bernama Dewi Brahmaniyuta, dan berputrakan Dewi Brahmaneki. Begawan Parikenan kemudian menikah dengan Dewi Brahmaniyuta berputrakan Dewi Kaniraras, Raden Kano, Raden paridarma. Karena Dewi Kaniraras putri sulung, maka calon raja di Purwacarita adalah Begawan Manumayasa yang menikah dengan Dewi Kaniraras. Raden Kano dan Raden Paridarma menjadi raja di negara lain. Dewi Kaniraras menkah dengan Begawan Manumayasa berputra Begawan Sekutrem dan menikah dengan Dewi Nilawati, dari pernikahan itu berputra Begawan Sakri yang menikah dengan Dewi Sati dan berputra Parasara. Diceritakan, bahwa Begawan Parasara hendak menyeberangi Bengawan Jamuna, ia diseberangkan oleh seorang wanita yang badanya bau amis dan anyir karena menderita penyakitat bau anyir, dia adalah Dewi Rara Amis Durgandini putra Prabu Basuketi raja negara Wiratha. Dewi Rara Amis diobati Raden Parasara yang kemudian diperistri dan berputra Abiyasa, mereka bersama-sama membangun negara Gajahoya. Perbedaan yang jelas dari kedua silsilah itu adalah silsilah Mahabharata versi India disebutkan leluhur Pandawa adalah Prabu Nahusta, leluhur Pandawa versi Pusta Raja Purwa adalah Sang Hyang.
Minggu, 18 Oktober 2020 - 0400 WIB Serial kolosal asal India, Mahabharata selalu menarik untuk ditonton. Selain alur ceritanya, drama-drama kehidupan juga banyak terjadi dalam memaknai masa. Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan Kurawa yang bertempur hebat untuk sebuah sejatinya para penikmat serial kolosal nan menarik ini yang mengetahui secara detail sejarah munculnya kisah mitologi dikutip dari Wikipedia, Mahabharata Sanskerta महाभारत adalah sebuah karya sastra kuno yang berasal dari India. Secara tradisional, penulis Mahabharata adalah Begawan Byasa atau ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab.Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar. Kemudian dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa. Konflik itu dipicu sengketa hak pemerintahan tanah negara adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas berisi cerita kepahlawanan wiracarita, Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai itu untuk mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang salah satu parwa telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi Jawa Kuno semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh 991-1016 M dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin. Yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha Arjunawiwāha, perkawinan Arjuna gubahan mpu yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini Zoetmulder, 1984 dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja sastra lain yang juga terkenal adalah Kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh Panaluh.Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya 1135-1157 M, ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha Kediri luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangśa pada masa Jayabaya. Dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacāśraya pada masa raja Kertajaya 1194-1222 M dari kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut. Di antaranya adalah Kŗşņāyana karya mpu Triguna dan Bhomāntaka pengarang tak dikenal. Keduanya dari zaman kerajaan Kediri, dan Pārthayajña mpu Tanakung di akhir zaman naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan. Terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir relief pada seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura. Penyalinan dilakukan ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad dunia sastra populer Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan satu yang terkenal adalah karya dari Kosasih. Pada era budaya populer khususnya di bidang pertelevisian. Kisah Mahabharata ditayangkan oleh STAR Plus dengan judul Mahabharat. Dan di ANTV dengan judul India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sanskerta yang agak berbeda satu sama versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa Yayati. Termasuk Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata sampai kisah diterimanya Pandawa di tahun 1919 dan 1966, para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah. Dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari teks ini terdiri dari halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai merupakan kisah kilas balik yang dituturkan oleh Resi Wesampayana untuk Maharaja Janamejaya yang gagal mengadakan upacara korban dengan permohonan Janamejaya, kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan Maharaja Yayati, Bharata, dan tak lain merupakan kakek moyang Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja Hastinapura yang menjadi tokoh utama adalah Santanu, Chitrāngada, Wicitrawirya, Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.
cerita mahabarata lengkap dari awal sampai akhir